Have an account?

IMMPB Gelar Musyawarah Rancangan Program Kerja

CATEGORY: | Senin, 17 Mei 2010
0
Politeknik Batam -Ikatan Mahasiswa Muslim Politeknik Batam (IMMPB) Menggelar Musyawarah Rancangan Program Kerja pada hari sabtu (15/05/10) di salah satu ruangan di Lantai 8 Politeknik Batam. Dalam kegiatan ini masing-masing divisi mempresentasikan program kerjanya yang diakhiri dengan tanya jawab untuk mendapatkan saran-saran dari peserta musyawarah.

Program kerja yang dibuat tiap divisi pada umumnya sangat kreatif dan inovatif sehingga diharapkan dengan program kerja tersebut IMMPB bisa lebih menarik perhatian mahasiswa muslim Politeknik Batam dan FT. UMRAH. Pada musyawarah ini ada 5 departemen yang memaparkan program kerjanya yaitu departemen Kaderisasi, departemen Humas dan Media, departemen Syiar, Departemen Nissa, departemen Sarana dan Prasarana.

Bagas Cindarbumi selaku Ketua Umum IMMPB berharap dengan adana musyawarah ini maka pengurus lebih siap nantinya untuk memaparkan program kerjanya masing-masing ketika bersama Bapak Zaenudin pembina IMMPB. (NM)

Untuk Mereka yang sedang Berjuang

CATEGORY: | Rabu, 05 Mei 2010
0
Oleh : nur.mahfud
Owner of nurulmahfud.blogspot.com

Jadi mahasiswa tentunya dilihat dari segi manapun sudah berbeda dengan seorang siswa kecuali satu hal yaitu mahasiswa dan siswa adalah sama-sama orang yang sedang belajar. Dalam proses belajar itu menjadi seorang mahasiswa dapat dikatakan sebagai titik awal seseorang mulai memasuki dunia kedewasaanya, karena ia harus mulai berfikir visioner, ia mulai memiliki kewajiban tidak hanya untuk kesenangan dirinya sendiri, dan ia juga harus bisa menganalisa lingkungan di sekitarnya.

Dunia keorganisasian adalah aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seorang mahasiswa, karena melalui organisasi inilah seorang mahasiswa mempelajari ilmu-ilmu yang mungkin tidak akan ia dapatkan ketika berada di ruang kelas kuliah. Dan lihatlah orangorang besar di negeri ini, jika kita telusuri background na maka sebagian besar kita akan menemukan sebuah kesamaan yaitu mereka adalah orang-orang yang dulunya berorganisasi semasa di dunia pendidikannya.

Terkadang bagi seorang mahasiswa yang aktif dalam keorganisasian, ia akan merasakan bahwa ia memiliki kewajiban yang begitu banyak melebihi waktu yang ia miliki. Itu memang tak bisa dipungkiri dan memang sudah lumrah terjadi seperti dalam wasiatnya seorang guru besar di mesir yang bernama hasan al banna pernah menyebutkan “Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak dari pada waktu yang terluang”

Dan factor padatnya jam terbang inilah yang dapat menghambat atau menghentikan keaktifan kita dalam berorganisasi karena biasanya memang ketika kita banyak mengikuti berbagai aktivitas keorganisasian yang super sibuk maka akan muncul banyak kendala dan pihak-pihak yang tidak setuju dengan aktivitas kita salah satunyav adalah orang tua.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? yaph, sebelum kita masuk ke pembahasan bagaimana mengatasinya ada baiknya kita coba analisa dulu anggapan apa saja yang terjadi ketika kita aktif di keorganisasian;

1. Sebagian orang tua menganggap ketika anaknya mengikuti berbagai kegiatan di kampus maka anak mereka akan mengabaikan tugas-tugas akademiknya.
2. Komunikasi jadi tersendat karena sedikitnya waktu di rumah.
3. ………..(silahkan isi sendiri, he,,,:p)

Jika kita sudah tahu apa masalah-masalahnya baru kita cari penyelesaiannya, dan ini adalah beberapa tips n trik untuk mengatasinya yang penulis dapat dari sharing, reading, browsing n pengalaman tentunya;

1. Komunikasikan aktivitas
Tak kenal maka tak sayang, begitu pula dengan komunikasi, tak komunikasi maka tak mengerti, terkadang sebenarnya keberatan orang tua itu karena ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya anaknya kerjakan diluar sana sehingga ketika kita bisa mengkomunikasikannya dengan baik apa yang kita kerjakan diluar sana dan mengapa kita melakukan semua itu, insya allah orang tua kita akan mengerti dan mungkin malah mendukung kegiatan-kegiatan kita.

Selain itu mengkomunikasikan dengan siapa saja teman-teman pergaulan kita diluar sana juga amat penting. Mungkin dengan memperlihatkan poto-poto kegiatan, menceritakan tentang prestasi kawan-kawan kita atau mungkin sesekali mengajak kawan-kawan kita silahturahim ke rumah agar orang tua lebih memahami kawan kita karena setiap orang tua pasti tidak ingin anaknya salah gaul.

2. Buktikan kita bisa
Nah, ni dia ni yang ga boleh dilupakan dan sangat diharapkan orang tua kita, sebuah pembuktian bahwa kita mampu dan kita bisa. banyak orang tua yang khawatir ketika kita aktif di berbagai kegiatan maka nilai kita akan anjlok, sehingga di sinilah saatnya denganberorganisasi justru nilai kita bisa semakin meningkat. dan buktikan bahwa aktivitas yang kita ikuti keluar membawa dampak bagi keluarga. Contohnya jika aktif di LDk maka tunjukkan kita memiliki nuansa spiritual (akidah, akhlak, pola pikir, dll) yang lebih baik daripada sebelumnya.

3. Memenuhi hak keluarga
Diri kita punya hak, teman kita punya hak, lingkungan kita punya hak, begitu pula keluarga kita. Hak untuk mendapatkan waktu dari kita. Unruk menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap kegiatan-kita maka luangkanlah waktu untuk bercengkrama dengan keluarga. mungkin muncul pertanyaan, bagaimana bisa bercengkrama jika jadwal terbang kita selalu full? Nah disinilah diperlukan manajemen waktu kita dengan membuat skala prioritas pada kegiatan-kegiatan kita berdasarkan urgensinya.

4. Jangan banyak mengeluh
Dan yang terakhir adalah kurangi mengeluh ke orang tua masalah yang berhubungan dengan kepanitian atau keorganisasian karena nantinya kegiatan kita bisa di cap jelek oleh orang tua kita. Yah klo ingin mengeluh banyak carilah rekan seperjuangan yang bisa dipercaya untuk dijadikan rekan berbagi cerita. Jadi hadapi aja setiap kegiatan kita dengan riang gembira, karena sejak awal organisasi kita adalah pilihan kita.

Ok, sekian dulu untuk tulisan kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca…
Pesan dari penulis adalah ketika kita berada dalam sebuah organisasi maka yang terpenting adalah keberadaan kita di sana bukanlah karena sebuah keterpaksaan tapi karena jiwa-jiwa kita yang terpanggil ke sana untuk segera menciptakan sebuah perbaikan.

Keep hamasah…
n_n

Mengenal Hasan Al Banna

CATEGORY: | Senin, 03 Mei 2010
0
Allah SWT berfirman:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)“. (Al-Ahzab:23)

Sejarah telah mencatat para generasi dakwah Islam di era modern Iakan banyak pahlawan, dan hal tersebut telah terjadi, dan akan terus terjadi dari mereka yang memiliki sikap dan prinsip dengan tetap berpegang teguh pada manhaj Islam yang benar dan lurus, jika boleh dikatakan: bahwa mereka mampu mencapi puncak hingga peringkat sebagai pengemban dan pembawa manhaj ilahi dari generasi pertama umat Islam, dan tugas dari gerakan Islam adalah mengenang para pahlawannya dan mengapresiasi para syuhada di jalannya; sehingga kelak mereka menjadi panutan yang dapat memberikan pencerahan dan petunjuk bagi generasi dakwah setelahnya, dan setiap orang yang mengambil jalan ini.

Siapakah Hasan Al-Banna?

Beliau adalah Hassan Ahmad Abdul Rahman al-Banna, lahir di kota Al-Mahmudiya, di bagian Delta Nil Provinsi Buhaira, Mesir, pada hari Ahad, tanggal 25 Sya’ban tahun 1324, bertepatan dengan tanggal 14 Oktober tahun 1906. Beliau termasuk dalam keluarga pedesaan yang sederhana dari kebanaykan bangsa Mesir lainnya sebagai petani di sebuah desa Delta yang disebut dengan desa “Syamsyirah” [dekat dengan pantai kota Rasyid berhadapan dengan kota Idvina, bagian dari kota Fawah, Propinsi Al-Buhaira].

Kakeknya bernama Abdul Rahman, beliau adalah seorang petani dari keluagra sederhana, namun orang tua Hasan Al-Banna, Syeikh Ahmad tumbuh – sebagai anak bungsu- jauh dari aktivitas bertani; karena keinginan dari ibunya, sehingga beliau ikut dalam belajar dan menghafal Al-Qur’an dan mempelajari hukum-hukum tajwid Al-Quran, dan kemudian belajar hukum syariah di Masjid Ibrahim Pasha di Alexandria, dan disaat menempuh pendidikan, beliau ikut bekerja di sebuah toko terbesar bagian refarasi jam di Alexandria, sehingga setelah itu beliau memiliki keahlian dalam memperbaiki jam dan berdagang, dan dari sinilah beliau terkenal dengan panggilan “As-sa’ati”

Selain itu, Orang tua Al-Banna juga memiliki keahlian dan menjadi bagian dari ulama hadits karena beliau pandai di bidang tersebut, sebagaimana beliau banyak melakukan aktivitas dalam mempelajari dan mengajar sunnah nabawiyah terutama kitab yang terkenal “al-fathu Robbani fi tartiibi musnad imam Ahmad bin Hambal As-Syaibani”, dan dalam kehidupan seperti itulah tumbuh “Hassan al-Banna” mencetak banyak karakter darinya.

Awal Perjalanan

Hassan al-Banna memulai pendidikannya di sekolah tahfizhul Qur’an di Al-Mahmudiyah, dan mampu mentransfer ilmu dari banyak penulis sehingaa orang tuanya mengirim beliau kepada para penulis di dekat kota Al-Mahmudiyah. Namun waktu yang beliau tempuh di tempat para penulis sangat padat sehingga tidak mampu menyempurnakan hafalan Al-Qur’an; oleh karena terikat dengan peraturan para penulis, dan pada akhirnya beliau tidak mampu meneruskannya, lalu melanjutkan pendidikannya di sekolah tingkat SMP, meskipun ada pertentangan dari ayahnya, karena beliau sangat antusias terhadap dirinya untuk bisa menjadi penghafal Al-Qur’an, dan tidak setuju anaknya masuk sekolah SMP kecuali setelah bisa mengkhatamkan Al-Qur’an di rumahnya.

Setelah menyelesaikan sekolah SMP beliau masuk ke sekolah “Al-Mu’allimin Al-Awwaliyah” di Damanhour, dan pada tahun 1923 masuk kuliah di Fakultas Dar El-Ulum di Kairo dan lulus pada tahun 1927, dan selain itu, beliau juga mampu meraih lebih ilmu-lainnya dari ilmu-ilmu yang diterima pada saat kuliah, terutama pada kurikulum pendidikan yang diberikan saat itu; seperti pelajaran ilmu al-hayah, sistem pemerintahan, ekonomi politik, sebagaimana beliau menerima pelajaran tentang bahasa, sastra, hukum, geografi dan sejarah, sehingga dengan itu semua, membuat beliua matang dalam berbagai ilmu pengetahuan.

Beliau memiliki perpustakaan yang besar dan luas dirumahnya, di dalamnya terdapat ribuan buku, yang berisi tentang buku-buku yang terkait dengan tema yang tersebut diatas, dan ditambah dengan adanya empat belas jenis majalah dari majalah mingguan yang diterbitkan di Mesir seperti majalah al-muqtatof, majalah al-fath, majalah Al-Manar dan lain-lainnya, dan hingga saat ini perpustakaan beliau masih ada di bawah pengawasan anaknya ustadz ” “Saif al-Islam”.

Al-Banna menjalankan hidupnya selama 19 tahun sebagai guru sekolah dasar di Ismailia, dan kemudian di Kairo, dan ketika beliau mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai guru pada tahun 1946 beliau telah mendapat level kelima untuk menjadi PNS, setelah itu beliau bekerja di surat kabar harian “Ikhwanul Muslimin”, dan kemudian beliau menerbitkan majalah bulanan sendiri yang bernama “As-Syihab” yang di mulai pada tahun 1947; hal tersebut dilakukan agar dirinya dapat mandiri dan sebagai sumber mata pencaharian, namun akhirnya majalah tersebut dibredel oleh karena dibubarkannya jamaah ikhwanul muslimin pada tanggal 8 Desember 1948.

Pengaruh dan dampak

Syeikh Hassan al-Banna, menerima banyak pengaruh dari beberapa ulama besar dan para guru, termasuk ayahnya sendiri, Syeikh Ahmed dan Syeikh Mohammed Zahran – pemilik majalah Al-Is’ad dan pemilik sekolah Ar-Rasyad, yang mana Hasan Al-Banna terdaftar di sekolah saat beliau menetap beberapa tahun di Mahmudiyah – begitupun Syeikh Tantawi Jauhari, penyusun kitab tafsir Al-Qur’an “Al-Jawahir”, dan beliau juga menjadi pemimpin redaksi koran yang diterbitkan pertama kali oleh Ikhwanul Muslimin pada tahun 1933, setelah lulus dari Dar el-ulum tahun 1927, Hasan Al-Banna menjadi guru pada salah satu sekolah dasar di kota Ismailiyah, dan berikutnya tahun 1928 mendirikan jamaah Ikhwanul Muslimin, tapi sebelum pendiriannya beliau telah banyak terlibat dalam sejumlah asosiasi dan kelompok agama, seperti “Jam’iyah Al-Adab Al-Akhlaqiyah”, dan “Jam’iyah Man’u Al-Muharramat” di Mahmudiya, dan “At-Tariqah Al-Hashofiyah” sebuah aliran tasawuf di Damanhour, sebagaimana beliau juga ikut berpartisipasi dalam pendirian jamaah Syubbanul Muslimin pada tahun 1927 dan beliau merupakan salah satu anggotanya. Yaitu, Setelah jamaah Ikhwanul Muslimin yang didirikannya telah tumbuh, berkembang dan tersebar di berbagai segmen masyarakat dan kota, bahkan pada akhir tahun empatpuluhan ikhwanul Muslimin telah menjadi kekuatan organisasi sosial-politik yang terstruktur di Mesir, juga telah memiliki cabang yang banyak yang tersebar di berbagai negara-negara Arab dan Islam.

Imam Al-Banna selalu menegaskna bahwa jamaah yang diririkannya bukan merupakan partai politik, tetapi merupakan kesatuan ide dari berbagai nilai-nilai perbaikan, dan berusaha untuk kembali kepada Islam yang benar dan bersih dan menjadikannya sebagai manhaj yang komprehensif untuk kehidupan.

Adapun manhaj perbaikan yang beliau lakukan adalah dengan cara “Tarbiyah” dan “progresif ” dalam melakukan perubahan yang diinginkan, dan inti dari manhaj yang diinginkan itu adalah membentuk “individu Muslim” lalu “Keluarga Islam”, “komunitas Muslim”, lalu “Pemerintahan Islam”, “Negara, dan khilafah Islam dan akhirnya mencapai pada “ustadziyatul alam” .

Imam Al-Banna memimpin jamaah Ikhwanul Muslimin selama dua periode [1928-1949], dan dalam kepemimpinannya banyak berhadapan dengan peperangan politik dengan pihak lain, khususnya partai Al-Wafd dan partai Al-Saadi. Adapun sebagian besar aktivitas dari Al-Ikhwan terfokus pada permasalahan di lapangan nasional Mesir yang terpuruk setelah pecah Perang Dunia II, dan pada saat itu beliau mengajak Mesir untuk keluar dari sterling blok sehingga dapat memberi tekanan pada Inggris untuk menanggapi permintaan nasional Mesir. Dalam konteks ini, Ikhwanul Muslimin mengadakan konferensi-konferensi, dan melakukan demonstrasi untuk menuntut hak-hak negara, juga memiliki serangkaian politik assassinations terhadap tentara dan pasukan Inggris, terutama di Terusan Suez.

Dan Al-Banna juga mengutamakan perhatiannya secara khusus terhadap isu Palestina, dan menganggapnya sebagai “Persoalan seluruh dunia Islam” dan beliau selalu menegaskan bahwa “Inggris dan orang-orang Yahudi tidak akan memahami kecuali hanya satu bahasa, yaitu bahasa revolusi, kekuatan dan darah”, beliau mengakui fakta adanya aliansi Barat Zionis terhadap Islam. Beliau juga mengajak untuk melakukan penolakan terhadap konsensus pemisahan dan pembagian negeri Palestina yang dikeluarkan oleh PBB tahun 1947, dan mengajak kepada seluruh umat Islam secara umum – dan Ikhwanul Muslimin secara khusus – untuk melakukan jihad di tanah Palestina demi mempertahankan tanah Arab dan Muslim, beliau berkata: “Sesungguhnya Ikhwanul Muslimin akan mengorbankan jiwa dan harta mereka untuk mempertahankan setiap jengkal dari bumi Palestina Islam dan Arab sehingga Allah mewarisi bumi ini dan orang-orang yang bersamanya “. Dan akhirnya pada tanggal 6 Mei 1948 Lembaga Pendiri Ikhwanul Muslimin mengeluarkan keputusan yang menegaskan jihad suci melawan Yahudi sang agresor, untuk itu Al-Banna mengirim brigade Mujahidin dari Ikhwanul Muslimin ke Palestina dalam perang tahun 1948. Hal inilah yang menyebabkan pemerintah Mesir melikuidasi jamaah Ikhwanul Muslimin pada bulan Desember tahun 1948; sehingga, menyebabkan terjadinya bentrokan antara Ikhwanul Muslimin dan Pemerintah An-Nakrasyi.

Al-Banna memiliki pendapat yang tepat dan wawasan yang luas terhadap qadhiyah an-nahdhah (masalah kebangkitan) yang mampu membuat sibuk umat Islam sejak dua abad sebelumnya dan hingga sekarang masih didengungkan. Beliau menghubungkannya dengan masalah kemerdekaan dari kolonialisme dan ketergantungan pada Eropa dari satu sisi, dan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan yang harus dicapai oleh umat Muslim pada sisi yang lain, dan beliau mengatakan: “Kita tidak akan mampu melakukan perbaikan dan kita tidak bisa menerapkan konsep perbaikan secara internal selama kita belum merdeka dari intervensi dan campur tangan asing” Beliau juga mengatakan: “Tidak ada kebangkitan tanpa ilmu pengetahuan dan apa yang diraih oleh orang kafir -dalam menjajah- adalah karena dengan ilmu “, beliau melihat bahwa ketergantungan umat Islam pada Eropa terhadap tradisi dan kebiasaan-kebiasaannya dapat menghalangi kemerdekaan dan kebangkitan mereka, beliau berkata: “Bukankah sebuah paradoks yang aneh, kita meninggikan suara menuntut untuk merdeka dari Eropa dan melakukan protes keras terhadap segala tindak tanduknya, sementara di pihak lain kita meng agungkan tradisi-tradisinya dan terbiasa dengan adat-adatnya, dan bahkan kita lebih memilih produk-produknya?

Sebagaimana beliau juga melihat bahwa persoalan perempuan merupakan salah satu permasalahan sosial paling penting; karena itu, karena itu -sejak awal didirikannya Ikhwanul Muslimin- beliau banyak memberikan perhatian terhadap permasalahan kaum perempuan, beliau membuat bagian khusus yang disebut dengan “Akhwat Muslimat”. Dan beliau selalu menekankan bahwa Islam telah memberikan kepada perempuan hak-hak pribadi, sipil dan politik, dan pada saat yang bersamaan, Islam juga meletakkan kaidah-kaidah yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam penerapan hak-hak tersebut

Namun Imam Al-Banna tidak hanya menyeru untuk mendirikan sebuah sistem pemerintahan keagamaan teokratis dengan pengertian yang dikenal oleh Eropa pada abad pertengahan, namun beliau menyeru untuk menerapkan hukum Islam berdasarkan aturan dari syura, kebebasan, keadilan dan kesetaraan.

Dan beliau menerima dengan lapang bentuk konstitusional undang-undang parlemen, dan menganggap lebih dekat sistem pemerintahan di seluruh dunia terhadap Islam, dan beliau melihat bahwa jika formula tersebut diterapkan, maka dipastikan akan mampu mewujudkan tiga prinsip yang melandasi aturan Islam; yaitu “tanggungjawab pemimpin, kesatuan umat dan penghargaan terhadap kehendaknya”.

Terbunuhnya Sang Imam

lokasi: Kairo, di distrik Al-Himliyah. Waktu: Pertengahan malam tanggal 12 Februari 1949. Kronologi: terdapat beberapa kendaraan polisi melaju di tengah keheningan malam, hingga mencapai pada salah satu jalan di distrik Al-Hilmiyah, Kairo, mereka bertugas menghentikan kendaraan yang melaju di jalan tersebut, beberapa tentara memblokade jalan dengan senjata lengkap,dan penjagaan diperketat terutama di sebuah rumah sederhana di yang ada di jalan tersebut, lalu sebuah mobil polisi melaju menuju rumah tersebut, satu barisan tentara memindahkan mayat dari mobil ke rumah tersebut dengan cepat, lalu mengetuk pintu yang ada di atasnya, seorang Syeikh berumur sembilan puluhan tahun membuka, lalu beberapa tentara masuk ke rumah tersebut sebelum mereka memasukkan tubuh yang sudah mati tersebut untuk mengkonfirmasi tidak ada orang lain di rumah tersebut, ultimatum yang keras disampaikan kepda syekh tersebut; tidak boleh ada suara, tidak boleh ada kegaduhan, dan bahkan tidak boleh ada seorangpun yang boleh mengurus mayat tersebut, cukup anda dan keluarta yang ada di rumah, dan tepat jam sembilan esok pagi beliau harus dimakamkan.

Adapun Syeikh tersebut adalah orang tua almarhum, meskipun ia terketut, sekalipun ia sudah tua, dirinya mampu memakamkan anaknya sendirian, beliau membersihkan darah anaknya yang terkena peluru dan mendarat di sekujur tubuhnya.

Pada pagi harinya, petugas datang tepat waktu, mereka berkata: bawa sini anakmu untuk segera dikubur. Maka syeikh yang sudah berumur 90 tahun tersebut berseloroh: bagaimana saya membawanya? Seharusnya sebagian prajurit ikut membawanya! Namun para prajurit menolak, dan responnya adalah hendaknya orang-orang rumah yang membawanya. Saat itu almarhum meninggalkan beberapa anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang masih bayi.

Akhirnya tubuh yang sudah menjadi mayat dibawa oleh istrinya dan anak perempuannya dan dibantu oleh ayahnya, dan bagi siapa yang berani ikut membantunya maka akan ditangkap dan di penjara, akhirnya jenazah sampai ke masjid untuk di shalatkan, tidak ada yang ikut menyolatkannya kecuali ayahnya dan dibelakangnya anaknya (istri sang imam) dan anak-anak perempuan dari keturunannya, dan mereka juga yang turun ke kubur, lalu kembali ke rumah dengan penjagaan yang super ketat, demikian kronologi pembunuhan dan prosesi pemakaman As-Syahid Imam “Hassan al-Banna”, setelah itu banyak tetangganya yang ditangkap, tidak ada alasan lain kecuali hanya karena mengungkapkan takziah (belasungkawa) kepada keluarga yang ditinggal, dan blokade terus berlanjut tidak hanya di rumah karena khawatir banyak yang berdatangan untuk takziya, namun juga di sekitar kuburan sang imam, karena takut ada yang berani mengeluarkan mayatnya dan mengekspos kejahatan yang telah terjadi, bahkan banyak dari pihak kepolisian disebar di beberapa masjid; untuk segera ditutup kembali setelah ibadah shalat ditunaikan, karena takut ada seseorang yang berani menshalatkannya.

Di sisi lain seorang raja negara tersebut menunda dalam merayakan ulang tahun ke 11 Februari dari 12 Februari; untuk ikut merayakan bersama orang merayakan kematian sang imam, dan salah seorang intelektual menceritakan bahwa dirinya menyaksikan salah satu perayaan di sebuah hotel di Amerika Serikat, dan ketika diceritakan alasan perayaan ini, ia dapat mengetahui bahwa perayaan tersebut dilakukan untuk mengungkapkan kegembiraan karena kematian Imam As-Syahid Hasan Al-Banna. Jika kebenaran ada pada musuh, maka sesungguhnya pusat penelitian di Prancis dan Amerika ikut berpartisipasi dalam peletakan seratus orang yang paling terpengaruh di dunia pada abad kedua puluh, dua dari dunia Arab adalah: Imam As-Syahid “Hassan al-Banna”, dan yang lainnya adalah Gamal Abdul Nasser.

Buku-buku karangan imam Hasan Al-Banna

Tidak ada yang dimiliki oleh Hassan al-Banna dari literatur buku atau karangan-karangannya kecuali berupa risalah, baik kumpulan dan cetakan dengan judul buku “Majmuah Rasail imam Hasan Al-Banna” sebagai referensi utama dalam memahami pemikiran dan manhaj Ikhwanul Muslimin secara umum. Beliau juga memiliki buku mudzakarah yang dicetak beberapa kali dengan judul “Mudzakirah da’wah wa da’iyah”, selain itu beliau juga memiliki majalah dan riset-riset kecil dalam jumlah yang besar, seluruhnya tersebar dalam koran-koran dan majalah Ikhwanul Muslimin yang dimuat pada tahun tiga puluh dan empatpuluhan tahun yang lalu.

Rahimahullah Imam As-Syahid Hasan Al-Banna


Sumber: Al-Ikhwan.net

Nabi Muhammad, The Dakwah Super Leader

CATEGORY: |
0
Sebagai seorang utusan Allah SWT, Muhammad SAW mempunyai tugas menyampaikan risalah Ilahiyah kepada seluruh umat manusia. Berbeda dengan utusan-utusan Allah sebelumnya, sasaran dakwah Muhammad SAW bukan hanya mereka yang sezaman dengannya, tetapi juga umat-umat sesudahnya, karena ajaran yang dibawanya melintasi ruang dan waktu, melebihi batas-batas negara Madinah yang dipimpinnya dan era kerasulannya.

Fungsi kenabian dan kerasulan yang diemban Muhammad SAW menuntutnya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia agar apa yang disampaikannya dapat diterima dan diikuti oleh seluruh umat manusia.

Ada banyak sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Muhammad SAW sebagai seorang ‘pemimpin dakwah yang super’, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Disiplin Wahyu

Seorang rasul pada dasarnya adalah pembawa pesan Ilahiyah untuk disampaikan kepada umatnya, tugasnya hanya menyampaikan firman-firman Tuhan. Ia tidak mempunyai otoritas untuk membuat-buat aturan keagamaan tanpa bimbingan wahyu. Ia juga tidak dapat mengurangi atau menambah apa yang telah disampaikan Allah kepadanya. Ia juga tidak boleh menyembunyikan firman-firman Tuhan meskipun itu merupakan suatu teguran kepadanya, atau sesuatu yang mungkin saja menyulitkan posisinya sebagai manusia biasa di tengah umatnya.

Muhammad SAW menjalankan fungsi ini dengan baik. Beliau tidak berbicara kecuali sesuai dengan wahyu. Beliau tidak membuat-buat ayat-ayat suci dengan mengikuti hawa nafsunya sendiri. Beliau juga tidak menambah atau mengurangi apa yang telah disampaikan kepadanya.

Dalam beberapa kesempatan wahyu diturunkan untuk mengkritik sikap beliau tetapi beliau tetap menyampaikannya. Misalnya ketika beliau kurang memberikan perhatian penuh kepada Abdullah bin Ummi Maktum yang buta karena sedang menghadapi delegasi para pemimpin Quraisy.

Beliau juga menyampaikan wahyu Allah tentang pernikahan ‘kontroversial’ nya yang dilakukannya dengan Zainab binti Jahsy meskipun ini menyulitkan posisinya terutama menghadapi tekanan dari kaum munafik yang selalu berusaha mencari celah untuk menjatuhkan wibawanya.

2. Memberikan Teladan

Sebagai pemimpin keagamaan, Muhammad SAW juga memberikan teladan yang baik kepada umatnya, khususnya dalam melaksanakan ritual-ritual keagamaan dan melaksanakan code of conduct kehidupan sosial masyarakat.

Dalam mengerjakan shalat misalnya, beliau telah memberikan contoh bagaimana mengerjakan shalat yang benar. Beliau pernah mengatakan, “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.” Hal ini memberi isyarat bahwa segala macam cara shalat yang tidak dicontohkan oleh beliau tidak sah.

3. Komunikasi yang Efektif

Dakwah adalah proses mengkomunikasikan pesan-pesan Ilahiyah kepada orang lain. Agar pesan itu dapat disampaikan dan dipahami dengan baik, maka diperlukan adanya penguasaan terhadap teknik berkomunikasi yang efektif.

Muhammad SAW merupakan seorang komunikator yang efektif. Hal ini ditandai oleh dapat diserapnya ucapan, perbuatan dan persetujuan beliau oleh para sahabat yang lemudian ditransmisikan secara turun-temurun. Inilah yang kemudian dikenal dengan hadits atau sunnah Muhammad SAW.

Keahlian dan kelihaian beliau dapat berkomunikasi telah menarik banyak manusia di zamannya untuk mengikuti ajarannya, begitu juga dengan orang-orang yang tidak pernah bertemu dengannya yang beriman meskipun tidak mendengar langsung ajaran Islam dari mulut beliau sendiri.

4. Dekat dengan Umatnya

Sebagai pemimpin keagamaan, Muhammad SAW tidak berhenti pada sebatas menyampaikan wahyu Allah SWT. Beliau tidaklah seorang yang hanya mengatakan bahwa ini baik dan itu buruk kemudian menjaga jarak dari umatnya. Beliau bukanlah seseorang yang mengurung diri dari publik dan selalu menyibukkan diri dengan rutinitas ibadah. Beliau adalah seorang penyeru yang sangat dekat dengan umatnya.

Beliau sering mengunjungi sahabat-sahabatnya di rumah-rumah mereka. Beliau juga sering bermain dengan anak-anak mereka. Beliau turun langsung melihat realitas kehidupan pengikutnya dan orang-orang yang belum beriman dengannya.

Beliau tidak segan-segan mengusap kepala anak yatim, menghapus air mata fakir miskin, menyuapi peminta-minta, dan sebagainya.

Muhammad SAW banar-benar seorang pemimpin keagamaan yang dekat dengan umatnya. Beliau tidak sekedar ceramah dari satu masjid ke masjid lain tetapi menyentuh langsung hati umatnya di tempat mereka berada.

5. Pengkaderan dan Pendelegasian Wewenang

Dalam suatu riwayat, Muhammad SAW pernah bersabda bahwa Allah SWT tidak mengangkat ilmu dengan mencabut ilmu itu dari manusia. Melainkan Allah SWT mencabut ilmu melalui wafatnya para ulama.

Demikian juga halnya dengan ilmu keagamaan yang akan hilang dengan kematian para ulama yang menguasai ilmu tersebut. Secara tidak langsung sabda ini mengisyaratkan kesadaran beliau tentang perlunya menciptakan kader-kader yang beliau isi dengan ilmu pengetahuan keagamaan yang akan meneruskan dakwah beliau ketika beliau tiada.

Dalam haditsnya yang lain, beliau bersabda bahwa para ulama adalah pewaris para nabi. Muhammad SAW adalah seorang nabi yang menciptakan ulama-ulama (baca: sahabat) yang akan mewarisi ilmunya.

Pengkaderan ini beliau lakukan terhadap beberapa orang sahabat yang beliau didik dalam ilmu keagamaan. Beliau juga mendelegasikan wewenang kepada beberapa orang sahabat yang telah diberinya ilmu yang mencukupi untuk menyampaikan dan mengajarkan ajaran Islam kepada mereka yang belum atau baru saja memeluk agama Islam.

Misalnya, beliau mengutus Mus’ab bin Umair ke Madinah untuk menyiarkan Islam di sana. Pembinaan dan pendelegasian wewenang ini cukup efektif karena pada gilirannya mereka juga akan membentuk kader mereka sendiri-sendriri sehingga ajaran Islam semakin luas syiarnya.

Teguh di jalan Dakwah

CATEGORY: | Jumat, 30 April 2010
0

Kami selalu membangun dan berkemauan
Kami pasti akan mati tapi kami pantang hina
Kami punya tangan dan mau bekerja
Kami punya hari esok dan harapan
Dan Kami selamanya orang merdeka dan pantang menyerah

Jalandakwatuna.com – Tsabat bermakna teguh pendirian dan tegar dalam menghadapi ujian serta cobaan di jalan kebenaran. Dan tsabat bagai benteng bagi seorang kader. Ia sebagai daya tahan dan pantang menyerah. Ketahanan diri atas berbagai hal yang merintanginya. Hingga ia mendapatkan cita-citanya atau mati dalam keadaan mulia karena tetap konsisten di jalan-Nya. Dalam Majmu’atur Rasail, Imam Hasan Al Banna menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tsabat adalah orang yang senantiasa bekerja dan berjuang di jalan dakwah yang amat panjang sampai ia kembali kepada Allah SWT. dengan kemenangan, baik kemenangan di dunia ataupun mati syahid. “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah SWT. maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah janjinya”. (Al Ahzab: 23).

Sesungguhnya jalan hidup yang kita lalui ini adalah jalan yang tidak sederhana. Jauh, panjang dan penuh liku apalagi jalan dakwah yang kita tempuh saat ini. Ia jalan yang panjang dan ditaburi dengan halangan dan rintangan, rayuan dan godaan. Karena itu dakwah ini sangat memerlukan orang-orang yang memiliki muwashafat ‘ailiyah, yakni orang-orang yang berjiwa ikhlas, itqan dalam bekerja, berjuang dan beramal serta orang-orang yang tahan akan berbagai tekanan. Dengan modal itu mereka sampai pada harapan dan cita-citanya.

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al Baqarah: 177).

Di samping itu, dakwah ini juga senantiasa menghadapi musuh-musuhnya di setiap masa dan zaman sesuai dengan kondisinya masing-masing. Tentu mereka sangat tidak menginginkan dakwah ini tumbuh dan berkembang. Sehingga mereka berupaya untuk memangkas pertumbuhan dakwah atau mematikannya. Sebab dengan tumbuhnya dakwah akan bertabrakan dengan kepentingan hidup mereka. Oleh karena itu dakwah ini membutuhkan pengembannya yang berjiwa teguh menghadapi perjalanan yang panjang dan penuh lika-liku serta musuh-musuhnya. Merekalah orang-orang yang mempunyai ketahanan daya juang yang kokoh.

Kita bisa melihat ketsabatan Rasulullah SAW. Ketika beliau mendapatkan tawaran menggiurkan untuk meninggalkan dakwah Islam tentunya dengan imbalan. Imbalan kekuasaan, kekayaan atau wanita. Tetapi dengan tegar beliau menampik dan berkata dengan ungkapan penuh keyakinannya kepada Allah SWT.

‘Demi Allah, wahai pamanku seandainya mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini. Niscaya tidak akan aku tinggalkan urusan ini sampai Allah SWT. memenangkan dakwah ini atau semuanya akan binasa’.

Demikian pula para sahabatnya ketika menjumpai ujian dan cobaan dakwah mereka tidak pernah bergeser sedikit pun langkah dan jiwanya. Malah semakin mantap komitmen mereka pada jalan Islam ini. Ka’ab bin Malik pernah ditawari Raja Ghassan untuk menetap di wilayahnya dan mendapatkan kedudukan yang menggiurkan. Tapi semua itu ditolaknya sebab hal itu justru akan menimbulkan mudarat yang jauh lebih besar lagi.

Kita dapat juga saksikan peristiwa yang menimpa umat Islam pada masa Khalifah Al Mu’tsahim Billah tentang fitnah dan ujian ‘khalqul Qur’an’. Imam Ahmad bin Hambal sangat tegar menghadapi ujian tersebut dengan tegas ia menyatakan bahwa Al Qur’an adalah kalamullah, bukan makhluk sebagaimana yang didoktrin oleh Khalifah. Dengan tuduhan sesat dan menyesatkan kaum muslimin Imam Ahmad bin Hambal menerima penjara dan hukum pukulan dan cambukan. Dengan ketsabatan beliau kaum muslimin terselamatkan aqidah mereka dari kesesatan.

Demikian pula kita merasakan ketegaran Imam Hasan Al Banna dalam menghadapi tribulasi dakwahnya. Ia terus bersabar dan bertahan. Meski akhirnya ia pun menemui Rabbnya dengan berondongan senjata api. Dan Sayyid Quthb yang menerima eksekusi mati dengan jiwa yang lapang lantaran aqidah dan menguatkan sikapnya berhadapan dengan tiang gantungan. Beliau dengan yakin menyatakan kepada saudara perempuannya, ‘Ya ukhtil karimah insya Allah naltaqi amama babil jannah. Duhai saudaraku semoga kita bisa berjumpa di depan pintu surga kelak’.

Namun memang tidak sedikit kader yang kendur daya tahannya. Ada yang berguguran karena tekanan materi. Tergoda oleh rayuan harta benda. Setelah mendapatkan mobil mewah, rumah megah dan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam rekeningnya. Membuat semangat dakwahnya luntur. Bahkan ia akhirnya sangat haus dan rakus pada harta benda duniawi yang fana itu. Dan ia jadikan harta benda itu sebagai tahannya. Ada pula yang rontok daya juangnya karena tekanan keluarga. Keluarganya menghendaki sikap hidup yang berbeda dengan nilai dakwah. Keluarganya ingin sebagai keluarga kebanyakan masyarakat yang sekuler. Dengan gaya dan stylenya, sikap dan perilakunya Sehingga ia pun mengikuti selera keluarganya. Ada juga yang tidak tahan karena tekanan politik yang sangat keras. Teror, ancaman, kekerasan, hukuman dan penjara selalu menghantui dirinya sehingga ia tidak tahan kemudian ia pun meninggalkan jalan dakwah ini.

Oleh karena itu sikap tsabat mesti berlandaskan keistiqamahan pada petunjuk Allah SWT. (Al Istiqamah alal Huda). Berpegang teguh pada ketaqwaan dan kebenaran hakiki, tidak mudah terbujuk oleh bisikan nafsu rendah dirinya sekalipun. Sehingga dirinya kukuh untuk memegang janji dan komitmen pada nilai-nilai kesucian. Ia tidak memiliki keinginan sedikit dan sekejap pun untuk menyimpang lalu mengikuti kecenderungan hina dan tipu muslihat setan durjana. Dan sikap ini harus terus di-ri’ayah dengan taujihat dan tarbawiyah sehingga tetap bersemayam dalam sanubari yang paling dalam. Dengan bekalan itu seorang kader dakwah dapat bertahan berada di jalan dakwah ini.

Melalui sikap teguh ini perjalanan panjang menjadi pendek. Perjalanan yang penuh onak dan duri tidak menjadi hambatan untuk meneruskan langkah-langkah panjangnya. Bahkan ia dapat melihat urgensinya sikap tsabat dalam dakwah. Adapun urgensi tsabat dalam mengemban amanah dakwah ini di antaranya:
1. Dalalah salamatil Manhaj (Bukti jalan hidup yang benar)

Jalan hidup ini sangat beragam. Ada jalan yang baik ada pula yang buruk. ada yang menyenangkan ada pula yang menyusahkan. Dan sikap tsabat menjadi bukti siapa-siapa yang benar jalan hidupnya. Mereka berani menghadapi jalan hidup bagaimanapun selama jalan itu menghantarkan pada kemuliaan meski harus merasakan kepahitan atau kesusahan.

Sikap tsabat ini melahirkan keberanian menghadapi realita hidup. Pantang menyesali kondisi diri apalagi menyalahkan keadaan. Ia tidak cengeng dan ngambekan karena beragam persoalan yang mengelutinya. Malah ia mampu mengendalikan permasalahan dan menemukan harapan besar untuk ia raih. Amatlah pantas perintah Allah SWT. pada orang beriman tatkala menghadapi musuh agar mengencangkan jiwa yang tegar dan konsisten pada keyakinannya. “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu menghadapi satu pasukan maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. (Al Anfal: 45). Dengan demikian mereka yang tsabat dalam jalan dakwah ini menjadi pilihan hidupnya. Lantaran ia tahu dan berani menerima kenyataan yang memang harus ia alami. Dan muncullah sikap sang ksatria yang gagah berani meniti jalan hidupnya bersama dakwah ini.

Pujangga termasyhur, Al Buhturi dalam baris syairnya ia mengungkapkan bahwa jiwa yang berani hidup dengan menghadapi resiko apapun dan tetap tegar berdiri di atas pijakannya adalah ‘nafsun tudhi’u wa himmatun tatawaqqadu, jiwa yang menerangi dan cita-cita yang menyala-nyala’. Sebab jiwa yang semacam itu menjadi bukti bahwa ia benar dalam mengarungi bahtera hidupnya.

2. Mir’atus Syakhshiyatil Mar’i (Cermin kepribadian seseorang)

Sikap tsabat membuat pemiliknya menjadi tenang. Dan ketenangan hati menimbulkan kepercayaan. Kepercayaan menjadi modal utama dalam berinteraksi dengan banyak kalangan. Karena itu sikap tsabat menjadi cermin kepribadian seorang muslim. Dan cermin itu berada pada bagaimana sikap dan jiwa seorang mukmin dalam menjalani arah hidupnya. juga bagaimana ia menyelesaikan masalah-masalahnya.

Semua orang sangat membutuhkan cermin untuk memperbaiki dirinya. Dari cermin kita dapat mengarahkan sikap salah kepada sikap yang benar. Dan cermin amat membantu untuk mempermudah menemukan kelemahan diri sehingga dengan cepat mudah diperbaikinya. Amatlah beruntung bagi diri kita masih banyak orang yang menjual cermin. Agar kita semakin mudah mematut diri. Karenanya, Rasulullah SAW. mendudukkan peran seorang mukmin bagi cermin bagi mukmin lainnya. Karenanya seorang ulama memberi hadiah pada kawannya yang diberi amanah kepemimpinan sebuah cermin antik yang besar. Rupanya hadiah itu membuat sang teman ini menangis dan menginsafi diri. Lalu memahami betul bahwa hadiah cermin antik tersebut bukan untuk pajangan rumahnya melainkan sebagai upaya nasihat. Nasihat yang tulus dari ulama shalih bijak untuk mengingatkan temannya agar dapat memperbaiki diri dalam mengemban amanah kepemimpinannya.

Dan sikap tsabat adalah cermin bagi setiap mukmin. Karena tsabat dapat menjadi mesin penggerak jiwa-jiwa yang rapuh. Ia dapat mengokohkannya. Tidak sedikit orang yang jiwa mati hidup kembali lantaran mendapatkan energi dari ketsabatan seseorang. Ia bagai inspirasi yang mengalirkan udara segar terhadap jiwa yang limbung menghadapi segala kepahitan. Seorang ulama mengingatkan kita, ‘berapa banyak orang yang jiwa mati menjadi hidup dan jiwa yang hidup menjadi layu karena daya tahan yang dimiliki seseorang‘. Dan di situlah fungsi dan peran tsabat.

3. Dharibatut Thariq ilal Majdi war Rif’ah (upaya untuk menuju kesuksesan dan kejayaan)

Setiap kesuksesan dan kejayaan memerlukan sikap tsabat. Istiqamah dalam mengarungi aneka ragam bentuk kehidupan. Tentu tidak akan ada kesuksesan dan kejayaan secara cuma-cuma. Ia hanya akan dapat dicapai manakala kita memiliki pra syaratnya. Yakni sikap tetap istiqamah menjalani hidup ini. Tidak neko-neko. Seorang murabbi mengingatkan binaannya dengan mengatakan, ‘Peliharalah keteguhan hatimu, karena ia bentengmu yang sesungguhnya. Barang siapa yang memperkokoh bentengnya niscaya ia tidak akan goyah oleh badai sekencang apapun. Dan ini menjadi pengamanmu’. Begitulah nasihat banyak ulama kita yang mengingatkan agar kita berupaya secara maksimal mengokohkan kekuatan hati dan keteguhan jiwa agar mendapatkan cita-cita kita.

Juga terhadap jalan dakwah. Kegemilangan jalan suci ini hanya dapat diraih dari sikap konsisten terhadap prinsip dakwah ini. Yang tidak mudah bergeser karena tarikan-tarikan kepentingan yang mengarah pada kecenderungan duniawiyah. Tanpa sikap tsabat, pelaku dakwah ini akan terseret pada putaran kehancuran dan kerugian dunia dan akhirat. “Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami. Dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat hatimu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi demikian benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu siksaan berlipat ganda di dunia ini dan begitu pula siksaan berlipat pula sesudah mati dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami”. ( Al Isra’: 73 – 75). Sikap ini menjadi daya tahan terhadap bantingan apapun dan dari sanalah ia mencapai kejayaannya. Sebagaimana yang diingatkan Rasulullah SAW. pada Khabab bin Al ‘Arts agar tetap bersabar dan berjiwa tegar menghadapi ujian dakwah ini bukan dengan sikap yang tergesa-gesa. Apalagi dengan sikap yang menginginkan jalan dakwah ini tanpa hambatan dan sumbatan.

4. Thariqun litahqiqil Ahdaf (Jalan untuk mencapai sasaran)

Untuk mencapai sasaran hidup yang dikehendaki tidak ada jalan lain kecuali dengan bermodal tsabat. Teguh meniti jalan yang sedang dilaluinya. Meski perlahan-lahan. ‘alon-alon asal kelakon’. Tidak tertarik untuk zig-zag sedikit pun atau sesekali. Melainkan mereka lakukan terus-menerus meniti jalannya dengan sikap tetap istiqamah. Bahkan dalam dunia fabel dikisahkan kura-kura dapat mengalahkan kancil mencapai suatu tempat. Kura-kura meski jalan pelan-pelan namun akhirnya menghantarkan dirinya pada tempat yang dituju.

Imam ‘Athaillah As Sakandary menasihatkan muridnya untuk selalu tekun dalam berbuat agar meraih harapannya dan tidak cepat lelah atau putus asa untuk mendapatkan hasilnya. ‘Barang siapa yang menggali sumur lalu berpindah pada tempat yang lain untuk menggali lagi dan seterusnya berpindah lagi maka selamanya ia tidak akan menemukan air dari lubang yang ia gali. Tapi bila kamu telah menggali lubang galilah terus hingga kamu dapatkan air darinya meski amat melelahkan’ (Kitab Tajul ‘Arus). Karenanya ketekunan dan ketelatenan menjadi alat bantu untuk mencapai cita-cita dan harapan yang dikehendakinya. Dan kedua hal itu merupakan pancaran sikap tsabat seseorang.

Tsabat meliputi beberapa aspek yakni: Pertama, Tsabat Ala dinillah, teguh terhadap agama Allah SWT. Keteguhan pada masalah ini dengan tidak menanggalkan agama ini dari dirinya walaupun kematian menjadi ancamannya. Sebagaimana wasiat yang selalu dikumandangkan oleh Khatib Jum’at agar senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaan sehingga mati dalam keadaan muslim. Ini pula yang menjadi wasiat para Nabi kepada keturunannya. “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya. Demikian pula Ya’kub. ‘Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu. Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. ( Al Baqarah: 132).

Wasiat ini untuk menjadi warning pada kaum muslimin agar tetap memelihara imannya. Jangan mudah tergiur oleh kesenangan dunia lalu mengganti keyakinannya dengan yang lain. Menjual agamanya dengan harga mie instan atau sembako. Atau menukar prinsip hidupnya dengan kemolekan tubuh wanita. Atau ia mau mengganti aqidahnya dengan lowongan kerja dan karirnya. Na’udzu billahi min dzalik.

Kedua, Tsabat Alal Iltizam bidinillah, Tetap komitmen pada ajaran Allah SWT. baik dalam ketaatan maupun saat harus menerima kenyataan hidup. Ia tidak mengeluh atas apa yang menimpa dirinya. Ia tegar menghadapinya. Bangunan komitmennya tidak pernah pudar oleh kenyataan pahit yang dirasakannya. Keluhan dan penyesalan bukanlah solusi. Malah menambah beban hidup. Oleh karena itu keteguhan dan kesabaran menjadi modal untuk menyikapi seluruh permasalahannya. Rasulullah SAW. Bersabda: ‘As Shabr fihim ala dinihi kal qabidh alal jumari’.

Mereka yang menjaga komitmennya pada ajaran Allah senantiasa memandang bahwa apa saja yang diberikan-Nya adalah sesuatu yang baik bagi dirinya. Persepsi ini tidak akan membuat goyah menghadapi pengamalan pahit segetir apapun. Dan sangat mungkin merubahnya menjadi kenangan manis yang patut diabadikan dalam kumpulan album kehidupannya. Sebab segala pengalaman pahit bila mampu diatasi dengan sikap tegar maka ia menjadi bahan nostalgia yang amat mahal.

Ketiga, Tsabat Ala Mabda’ id Dakwah, teguh pada prinsip dakwah yang menjadi rambu-rambu dalam memberikan khidmatnya pada tugas agung ini. Memprioritaskan dakwah atas aktivitas lainnya sehingga dapat memberikan kontribusinya di jalan ini. Tanpa kenal lelah dan henti. Ia selalu terdepan pada pembelaan dakwah. Walau harus menderita karena sikapnya. Ketenangan dan kegusaran hatinya selalu dikaitkan dengan nasib dakwah. Ia tidak akan merasa nyaman bila dakwah dalam ancaman. Karena itu ia berupaya untuk selalu disiplin pada prinsip dakwah ini. Bergeser dari prinsip ini berakibat fatal bagi dakwah dan masa depan umat. Perhatikanlah peristiwa Uhud, Bir Ma’unah dan lainnya. Peristiwa yang amat memilukan dalam sejarah dakwah tersebut di antaranya disebabkan oleh ketidakdisiplinan kader pada prinsip dan rambu dakwah.

5. Izzatu Junudid Da’wah (harga diri seorang kader dakwah)

Saat ini kita memasuki era di mana tantangan dan peluang sama-sama terbuka. Dapat binasa lantaran tidak tahan menghadapi tantangan atau ia berjaya karena mampu membuka pintu peluang seluas-luasnya. Karena itu kita dituntut untuk bersikap tsabat dalam kondisi dan situasi apapun. Senang maupun susah, sempit ataupun lapang. Tidak pernah tergoda oleh bisikan-bisikan kemewahan dan kegemerlapan lalu tertarik padanya dan lari dari jalan dakwah.

Tsabat tidak mengenal waktu dan tempat, dimana pun dan kapan pun. Kita tetap harus mengusung misi dan visi dakwah kita yang suci ini. Untuk menyelamatkan umat manusia dari kehinaan dan kemudaratan. Dengan jiwa tsabat ini kader dakwah memiliki harga diri di mata Allah SWT. maupun di mata musuh-musuhnya. Melalui sikap ini seorang kader lebih istimewa dari pada kebanyakan orang. Dan ia menjadi citra yang tak ternilai harganya.

Imam Hasan Al Banna menegaskan, ‘janganlah kamu merasa kecil diri, lalu kamu samakan dirimu dengan orang lain. Atau kamu tempuh dalam dakwah ini jalan yang bukan jalan kaum mukminin. Atau kamu bandingkan dakwahmu yang cahayanya diambil dari cahaya Allah dan manhajnya diserap dari sunnah Rasul-Nya dengan dakwah-dakwah lainnya yang terbentuk oleh berbagai kepentingan lalu bubar begitu saja dengan berlalunya waktu dan terjadinya berbagai peristiwa. Kuncinya adalah Tsabat dalam jalan dakwah ini’. Kalau begitu bagaimana bangunan tsabat yang kita miliki?. Wallahu ‘alam bishshawwab.

“Duhai pemilik hati, wahai pembolak balik jiwa, teguhkanlah hati dan jiwa kami untuk senantiasa berpegang teguh pada agama-Mu dan ketaatan di jalan-Mu”.
(Sumber: http://www.dakwatuna.com)

Ketua IMMPB dan Wakil Ketua IMMPB periode 2010-1011

CATEGORY: |
0

Cinta Sebatas Gurauan

CATEGORY: | Jumat, 16 April 2010
0
Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana dalam cerita arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya. Astaghfirullah…

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezeki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagaimana kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya disibukkan dan dibuat lelah oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.

Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..

Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun banyak orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat

2) Ikhlas dalam beramal

3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.Amiiin….

Lomba Menulis Tingkat Nasional (Islamic Education Festival 2010)

CATEGORY: | Rabu, 14 April 2010
0
Kebiasaan menulis perlu diberdayakan karena pada dasarnya setiap orang memiliki pemikiran sendiri dan sering kali bisa menginspirasi banyak orang. Dengan adanya lomba ini, kita bisa meningkatkan kebiasaan untuk menulis. Lomba Menulis ini terdiri dari lomba membuat cerpen, esai, dan puisi yang masih berhubungan dengan topik pendidikan.

Tujuan:

1. Menciptakan karya-karya inspiratif, inovatif, dan solutif terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia
2. enekankan kepada seluruh warga Indonesia khususnya mahasiswa dan pelajar bahwa islam adalah agama yang solutif terhadap permasalah pendidikan
3. Meningkatkan keinginan dan kemampuan menulis

Tema Umum:

"Pendidikan Islami dan Kaitannya dengan Peradaban Masa Kini"

Sasaran:

1. Mahasiswa dan pelajar SMA se-Indonesia
2. Karya-karya yang mengandung solusi konkret bagi permasalahan pendidikan bangsa secara islami. (bagi mahasiswa)
3. karya-karya kreatif, inspiratif, inovatif, dan original dalam bidang seni pendidikan yang dikemas dalam sebuah cerpen, esai, ataupun puisi. (untuk pelajar tingkat menengah atas)

Persyaratan Peserta

1. Peserta adalah pelajar atau mahasiswa se- Indonesia yang tercatat masih aktif sampai saat ini di sekolah atau kampus masing-masing
2. Peserta wajib mengisi formulir/biodata yang dapat diunduh di website IsEF (http://www.isef.gamais09.org)
3. Seluruh kategori lomba berlaku untuk perorangan/individu (bukan kelompok)
4. Peserta tidak dikenai biaya pendaftaran

Ketentuan Masing-Masing Kategori

A. Cerpen

1. Panjang cerpen maksimum 15 halaman
2. Cerpen ditulis dalam bahasa Indonesia

B. Esai

1. Esai harus memiliki nilai manfaat bagi pengembangan pengetahuan masyarakat khususnya tentang Pendidikan Islami dan Kaitannya dengan Peradaban Masa Kini.
2. Esai ditulis dalam bahasa Indonesia
3. Panjang esai maksimal 5 halaman

C. Puisi

1. Puisi berbahasa Indonesia atau Melayu
2. Tidak diperkenankan menjiplak tulisan orang lain. Orisinalitas dan kejujuran adalah hal utama

* Ketentuan Umum (Cerpen, Esai, Puisi)

1. Naskah ditulis pada kertas A4, Times New Roman, font 12, diketik dengan jarak satu setengah spasi. Rapat kanan, kiri, atas, bawah semuanya 3 cm
2. Peserta boleh mengirim naskah lebih dari satu kategori (cerpen, esai, puisi), tetapi tetap hanya akan mendapatkan satu kesempatan menjadi juara meskipun seluruh kategori yang dikirim mendapatkan nilai tertinggi. Yang terbaik dari semua kategori yang diikutilah yang akan dipilih sebagai juara (misal ada peserta yang mengirim naskah untuk semua kategori, dan akhirnya pada saat penilaian tercatat sebagai berikut. lomba menulis cerpen juara 1, esay juara 3, puisi juara 2. Maka yang akan tercatat sebagai juara adalah juara 1 lomba menulis cerpen). Jika ada peringkat yang sama (misal cerpen dan esay tercatat sebagai juara 2), maka akan dilihat dari deviasi nila masing-masing kategori. Jika deviasi nilai cerpen > deviasi nilai esay, maka yang akan tercatat sebagai juara 2 adalah di kategori cerpen.
4. Peserta boleh mengirim naskah lebih dari satu judul (Maksimal 2 judul)
5. Isi naskah harus sesuai dengan tema yang diberikan
6. Tema seluruh kategori adalah tema umum di atas, peserta boleh mengembangkan tema di atas
7. Naskah harus asli, bukan saduran atau terjemahan
8. Naskah belum pernah/tidak sedang diikutkan dalam lomba penulisan lainnya dan belum pernah dipublikasikan di media apapun
9. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat

* Format Pemberian Identitas Naskah dan Cara Pengirimannya

1. Naskah beserta biodata lengkap/formulir (format terlampir) dikirimkan ke:

Panitia IsEF (Islamic Education Festival)

Sekretariat Gamais ITB, Jl. Ganesha 7 Bandung 40132

Atau jika naskah dikirim melalui email, bisa dikirim ke alamat : isef.gamais@gmail.comdengan format subjek :

*
1. Lomba Cerpen : LOMBA CERPEN [Nama] [Judul Cerpen]
2. Lomba Esai : LOMBA ESAI [Nama] [Judul Esai]
3. Lomba Puisi : LOMBA PUISI [Nama] [Judul Puisi]

Naskah harus dilampirkan dengan cara attachment pada email-nya juga dengan melampirkan formulir pada setiap naskahnya.

1. Peserta wajib melampirkan fotocopy KTM (bagi mahasiswa), Kartu Pelajar/OSIS (bagi pelajar). Jika naskah dikirim via email, wajib melampirkan scan KTM/Kartu OSIS yang asli
2. Naskah yang dikirim ke panitia menjadi milik panitia tetapi hak cipta tetap pada pengarang. Panitia berhak menyebarkan tulisan atas nama penulis.
3. Setiap naskah yang dikirim harus disertai data diri di atas (satu naskah, satu lampiran data diri).
4. Naskah dikirim paling lambat tanggal 8 Mei 2010

* Kriteria Penilaian

1. Tata bahasa, penilaian ini berdasarkan atas kesesuaian hasil karya yang dibuat dengan aturan tata bahasa Indonesia
2. Sastra, penilaian ini didasarkan atas keindahan sastra yang dihasilkan dari hasil karya yang dibuat
3. Orisinalitas, penilaian ini dilihat dari segi keaslian hasil karya yang dibuat

* Tahapan Lomba

- Pengiriman : 1 April – 8 Mei 2010
- Proses Penjurian : 20 April – 15 Mei 2010
- Penyerahan Hadiah : 23 Mei 2010

* Hadiah

Hadiah untuk setiap kategori adalah sebagai berikut:

*
1. Pemenang 1 memperoleh uang sebesar Rp. 1.000.000. dan piagam penghargaan.
2. Pemenang 2 memperoleh uang sebesar Rp. 750.000. dan piagam penghargaan.
3. Pemenang 3 memperoleh uang sebesar Rp. 500.000. dan piagam penghargaan.

Semua pemenang diharapkan datang pada saat penyerahan hadiah sekaligus untuk mengikuti acara puncak IsEF pada tanggal 22-23 Mei 2010. Jika peserta tidak bias dating karena kendala transportasi (bagi yang jauh), maka hadiah akan dikirim lewat rekening bank masing-masing pemenang, dan piagam penghargaan dikirim melalui pos.

* Pengumuman Pemenang

Pengumuman pemenang lomba menulis akan dilakukan pada tanggal 18 Mei 2010 melalui website IsEF di http://www.isef.gamais09.org. Panitia juga akan menghubungi langsung pemenang lomba menulis ini via ponsel.

Contact Person
ROUF (081908943516)

sumber : http://www.isef.gamais09.org/lomba-menulis.html

LOMBA MENULIS JIHAD MUSLIMAH

CATEGORY: |
0

MuslimahSukses.com bekerjasama dengan Barisan Mujahidah mengadakan Lomba menulis artikel untuk anggota Group Facebook Barisan Mujahidah
TEMA: “JIHAD MUSLIMAH MASA KINI”
SASARAN: Anggota Group Barisan Mujahidah dan Pengunjung Blog MuslimahSukses

MAKSUD DAN TUJUAN
1. Membangkitkan semangat jihad kaum muslimah.
2. Mengasah kemampuan para peserta dalam dakwah bil qalam.
3. Membangun opini jihad muslimah di dunia cyber.

SYARAT DAN KETENTUAN :

1. Artikel minimal terdiri dari 800 kata
2. Peserta adalah anggota Group Facebook Barisan Mujahidah atau Forum K3 di Multiply, baik ikhwan maupun akhwat (jika belum bergabung, silahkan bergabung terlebih dahulu)
3. Isi tulisan mencantumkan minimal 1 nash dari Al-Quran maupun Hadith yang shahih.
4. Isi dan kesimpulan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam
5. Hadiah berupa paket dan uang hanya akan dikirim untuk wilayah Indonesia.
6. Tulisan harus karya orisinal dan tidak atau belum dipublikasikan sebelum perlombaan ini.
7. Tulisan dan hak menyebarluaskannya menjadi milik MuslimahSukses.com
8. Seluruh artikel yang layak akan di publikasikan di Blog.MuslimahSukses.com
9. Artikel dikirimkan ke email: muslimahsukses@ymail.com dengan subject: LOMBA MENULIS JIHAD MUSLIMAH, disertai dengan nama dan link profile FB pengirim.
10. Batas terakhir pengiriman artikel adalah 5 hari sebelum pengumuman pemenang (15 Mei 2010).
11. Peserta menggunakan banner Lomba Menulis Jihad yang disedikan panitia di Foto Profil Facebook-nya selama masa pengiriman hingga waktu pengumuman pemenang (20 Mei 2010).
12. Peserta memasang link URL informasi Lomba Menulis Jihad yaitu: http://muslimahsukses.com/blog/lomba-menulis-jihad-muslimah.
13. Keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.

Penilaian:
• Orisinalitas Ide
• Konsisten dalam argumentasi dan dalil
• Tata bahasa dan diksi

Tim Penilai:
1. Pengelola Group Facebook Barisan Mujahidah (untuk artikel pilihan)
2. Admin dan Pengelola MuslimahSukses.com

HADIAH
A. 10 artikel pilihan
Akun Membership MuslimahSukses.com
B. 3 artikel pemenang (dari 10 artikel pilihan)
Paket VCD Jihad @ 5 judul
C. 1 artikel terbaik (dari 3 artikel pemenang)
Uang tunai sebesar Rp.200.000,-

NB1: Cantumkan kode berikut di Aku Blog (Blogger, WP, MP, dll) :

FYI: Jika Anda tertarik untuk ikut menjadi sponsor dan menambahkan hadiah, silahkan hubungi muslimahsukses@ymail.com

Sumber: http://ajangkompetisi.com/lomba-menulis-jihad-muslimah.html

Senyum Itu ibadah

CATEGORY: | Senin, 05 April 2010


oleh : Fitanul Fitriyah Sekretaris Umum IMMPB Periode 2009-2010

”Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah”. (Riwayat At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi)

Sudahkah kita tersenyum hari ini?

Sudahkah kita menyebarkan senyum kepada setiap saudara kita, senyum yang penuh kasih dan sayang, senyum yang penuh dengan keikhlasan tanpa diembeli oleh keinginan dipuji. Seperti hadist diatas, bahwasanya tersenyum ketika kita bertemu dengan saudara kita termasuk ibadah, namun sudahkah itu kita lakukan?

Bukan senyum penuh arti ketika seorang laki-laki kepada perempuan...kalau itu sih ceritanya akan lain, tetapi senyum yang dilandasi kecintaan kepada Allah, senyum yang akan menyejukkan sahabat dan saudara kita yang mungkin sedang ditimpa kesusahan. Ingat bukan menertawakan lho..masa orang lagi ketiban susah kok ditertawakan, itu sih ceritanya lain lagi...tapi senyum yang akan membuat sedikit masalah saudara kita terbantu, dan sedikitnya akan membuat ceria kembali.

Ingat lho menurut penelitian bahwa senyum itu merupakan obat mujarab untuk meredakan kecemasan, lho bisa??? ya bisa lha...apa sih yang tidak bisa di dunia ini...Ya karena senyum itu akan membuat wajah akan semakin menarik, kita lihat betapa selebritis akan terlihat begitu mengagumkan ketika tersenyum, atau bagi yang sudah menikah ketika baru pulang kerja lantas dalam keadaan capek berat ternyata ketika melihat sang istri tersenyum...subhanallah rasa lelah itu seakan hilang karena melihat istri dan anak-anak di rumah meyambut kedatangan suami dengan senyum penuh keikhlasan...hehehe...jadi kepengen...

Selain itu juga ternyata senyum itu juga bisa membuat orang menjadi rileks, saya ingat ketika menghadapi sidang skripsi betapa tegangnya kala itu ditambah teman-teman juga teramat sangat tegang kelihatannya. Tapi segera saja saya redam dengan senyum penuh harap kepada Allah agar diberi kemudahan dan Alhamdulillah saya bisa rileks dan tenang...bahkan teman-teman yang lain banyak yang aneh dan bertanya.."kok tenang amat kaya yang gak akan sidang aja.." ya saya jawab ikhlaskan saja dan senyumlah..karena itu akan menurunkan kadar hormon stress.

Dan yang terpenting, adalah senyum itu juga akan menyebarkan kegembiraan kepada orang-orang disekitar kita. Hal ini karena dengan tersenyum akan melepaskan senyawa endorphin sehingga membuat orang-orang di sekitar kita bahagia, selain itu senyum adalah facelift alamiah yang sangat efektif. Kalau tidak percaya, coba sahabat semua memakai muka murung dihadapan saudara-saudara kita pasti mereka akan ikut murung...

Jadi, apa ruginya sih kalau kita tersenyum sedikit kepada saudara kita...tho tidak harus bayar, malah akan membuat saudara, sahabat dan orang-orang terdekat kita akan ikut bahagia...nah kalau sudah begitu kan itu namanya ibadah karena sudah membahagiakan orang lain...ingat juga lho sedekah yang paling ringan adalah senyum. Wallahu'alam.

Source :
http://asepsaepulbahri.wordpress.com/2010/04/05/sudahkah-tersenyum/

Lemahnya Iman

CATEGORY: | Jumat, 02 April 2010
0

Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Oleh:Fitanul Fitriyah Sekretaris Umum IMMPB Periode 2009/2010

Rasulullah SAW bersabda "setiap amal itu ada masa semangat dan masa lemahnya barang siapa yang pada masa lemahnya ia tetap berada pada sunnah (Petunjuk-KU)maka ia telah beruntung dan barang siapa yang berpaling dari semua itu maka ia akan celaka (musnad) imam Ahmad dan hadis yang sejalan dari maknanya dari abu huraira)"

15 kelompok musuh-musuh iblis
1. Rasulullah SAW
2. Peminpin yang adil
3. Orang yang rendah hati
4. Pedagang yang jujur
5. Orang yang alim (Cerdas) dan tenang pembawaannya
6. Orang mukmin yang suka memberikan nasihat
7. Orang mukmin yang murah hati
8. Orang yang bertaubat dan tetap pada taubatnya
9. Orang yang benar benar menjaga diri dari yang haram
10. Oranng yang selalu dalam keadaan suci
11. Orang mukmin yang selalu brsedekah
12. Orang mukmin yang selalu baik pada sesama
13. Orang mukmin yang bermanfaat bagi sesama manusia
14. Orang ahli Al-Qur'an yang selalu membacanya
15. Orang yang selalu melakukan sholat malam ketika yang lainnya tidur

10 Kelompok teman Iblis

1. Penguasa yang Dzolim
2. Orang kaya yang sombong
3. Pedagang yang curang
4. Pemabuk
5. Orang yang suka menyearkan fitnah
6. Orang yang suka berzinah
7. Orang yang memakan harta anak yatim
8. Orang yang meremehakan sholat
9. Orang yang tidak mengeluarkan Zakat
10. Orang yang panjang angan-angan


FLUKTUASI IMAN

Secara fitrah manusia memiliki kecendrungan untuk berbuat fujur (Dosa) dan ketaqwaan,hal ini menyebabkan iman seseorang mengalami fluktuasi.

Rasulallah SAW Bersabda "iman itu bisa bertanbah dan berkurang maka perbaikilah iman kalian dena LAA ILAAHA ILLAHLAH (H.R. Ibnu Islam) "


Fenomena Lemahnya Iman
1. Terjerumus dalam kemaksiatan
2. Tidak Tekun dan bermalas malasan beribadah
3. Memudarnya tali ukhuah
4. Terpaut dalam urusan duniawi
5. Mengeluh dan takut akan musibah

Hal yang paling sering terjadi adalah nomor 4, seseorang kadang merasa bahwa ia hidup didunia selama-lamanya hingga ia lupa akhiratnya dan menyebabkan imannya lemah, lemahnya iman ini menyebabakn sesorang sering terjerumus kedalam kemaksiatan bahkan tak jarang banyak aktifis dakwah gugur karena terlalu cinta dunia.

Hal-Hal yang menyebabkan lemahnya iman

1. Jauh dari suasana atau lingkungan orang yang beriman dalam kurun waktu yang lama
2. Jauh dari pelajaran dan teladan yang baik.
3. Jauh dari menuntut Ilmu syari'at yang dapat membangkitkan iman dalam hati.
4. Berada dalam lingkungan penuh kemaksiatan.
5. Tenggelam dalam kehidupan Dunia.
6. Panjang angan-angan atau berangan angan yang terlalu muluk.
7. Orang yang suka berlebihan dalam segala hal.

Sebagai aktifis dan oarang yang beriman hendaknya kita selalu menjaga iman kita gar iman kita tidak selalu turun, dan kalaupun dalam keadaan turun kita tidak boleh lalai dalam hal itu, selalu bergaullah bersama orang-orang yang dapat membangkitkan imanmu kembali. semoga dengan nasihat diatas kita tetap istiqomah dalam jalan dakwah ini keep hamasah

10 Risalah Pemuda Islam

CATEGORY: |
0


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Mereka berkata : “kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS. Al Anbiyaa’ : 59)


Kisahkisah para pemuda yang diabadikan dalam Al Qur’an :

Ashabul Kahfi (QS. Al-Kahf : 9-22)
Kisah Pemuda Ibrahim (QS. Al Anbiya : 60, 69, QS. Al Baqarah : 258)
Assabiqunal Awwalun juga pada umumnya berusia muda

Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist Rasululloh SAW : “ Manfaatkanlah yang lima sebelum yang lima : masa muda sebelum masa tua, masa sehat sebelum datang masa sakit, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luang sebelum masa sempit, masa hidup sebelum masa mati. “ (HR Al Bai’haqi)

Potensi pemuda dapat dikembangkan dalam bingkai islam, setidaknya mereka dituntut melaksanakan 10 Risalah Pemuda :

1. Memahami Islam (Salimul Aqidah)

Mustahil kemuliaan tanpa pemahaman (QS. Fatir : 28, Al mujadilah : 11),

Siapa yang dikehendaki Alloh akan mendapatkan kebaikan, dipandaikan dalam agama.” (HR Bukhari-Muslim)

2.Mengimani segenap Ajaran Islam (Matinul Akhlak)

Iman kepada Alloh dan Rosul-Nya pada hakikatnya merupakan sikap mental yang patuh

Iman Kepada Allah SWT dan Rosul SAW -------->>>

Sikap Mental yang tunduk, berlandaskan cinta kepada-Nya dan Ittiba(mengikuti) rasul-Nya

(Qs. Al Mu’minun:51, Al Baqarah:165, QS. Al Imron:31, An Najm:3-4)


3. Mengamalkan dan mendakwahkan islam

ciri orang yang tidak mengalami kerugian(khusrin) dalam hidup, adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan islam (QS. Al asr : 1-3, Fussilat : 33, Ali Imron : 110, At taubah : 71, Al Ma’idah : 78-79)

Barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepad dengan orang yang mengerjakannya.”(HR. Muslim)

4. Berjihad di jalan islam

Jihad adalah salah satu yang diwajibkan Allah SWT kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihad menjadi 5 macam :

a. Jihad Lisaani (QS. Al Ma’idah : 62)

b. Jihad Maali atau jihad dengan harta (QS. Al Hujurat : 15, At Taubah : 111)

c. Jihad Bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan / kekuasaan dan jiwa (QS.

Al Hajj : 39, Al Baqarah : 190, Al anfal : 39, At Taubah : 36)

d. Jihad Siyaasi atau Jihad politik

e. Jihad Tarbawi / Ta’limi (Ali Imron : 79)


5. Sabar dan istiqomah di atas jalan islam (Qs. Al anbiya : 68-69, 83-85, Sad : 41-44, As Saffat : 100-107, Nuh : 5-9)

Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” (HR. Abu Nu’man)

6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan islam (QS. Al anfal : 63, Al Hasyr : 9)

Setiap mukmin yang satu bagi mukmin yang lain bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lain saling mengokohkan (Al Hadist)

7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat islam (QS. Ali Imron : 146)

8. Optimis terhadap masa depan islam (QS. Yusuf : 87, Al Hijr : 56)



9. Muhasabah terhadap segala aktifitas yang telah dilakukan (Ar Ra’d : 11)

Seseorang yang sempurna akalnya adalah yang megnoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” (HR. At Tirmidzi)


10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan islam

Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, sholat dan ikhlas mereka.”(HR. Nasa’I dari Sa’ad bin Abi Waqash)