Oleh : nur.mahfud
Owner of nurulmahfud.blogspot.com
Jadi mahasiswa tentunya dilihat dari segi manapun sudah berbeda dengan seorang siswa kecuali satu hal yaitu mahasiswa dan siswa adalah sama-sama orang yang sedang belajar. Dalam proses belajar itu menjadi seorang mahasiswa dapat dikatakan sebagai titik awal seseorang mulai memasuki dunia kedewasaanya, karena ia harus mulai berfikir visioner, ia mulai memiliki kewajiban tidak hanya untuk kesenangan dirinya sendiri, dan ia juga harus bisa menganalisa lingkungan di sekitarnya.
Dunia keorganisasian adalah aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seorang mahasiswa, karena melalui organisasi inilah seorang mahasiswa mempelajari ilmu-ilmu yang mungkin tidak akan ia dapatkan ketika berada di ruang kelas kuliah. Dan lihatlah orangorang besar di negeri ini, jika kita telusuri background na maka sebagian besar kita akan menemukan sebuah kesamaan yaitu mereka adalah orang-orang yang dulunya berorganisasi semasa di dunia pendidikannya.
Terkadang bagi seorang mahasiswa yang aktif dalam keorganisasian, ia akan merasakan bahwa ia memiliki kewajiban yang begitu banyak melebihi waktu yang ia miliki. Itu memang tak bisa dipungkiri dan memang sudah lumrah terjadi seperti dalam wasiatnya seorang guru besar di mesir yang bernama hasan al banna pernah menyebutkan “Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak dari pada waktu yang terluang”
Dan factor padatnya jam terbang inilah yang dapat menghambat atau menghentikan keaktifan kita dalam berorganisasi karena biasanya memang ketika kita banyak mengikuti berbagai aktivitas keorganisasian yang super sibuk maka akan muncul banyak kendala dan pihak-pihak yang tidak setuju dengan aktivitas kita salah satunyav adalah orang tua.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? yaph, sebelum kita masuk ke pembahasan bagaimana mengatasinya ada baiknya kita coba analisa dulu anggapan apa saja yang terjadi ketika kita aktif di keorganisasian;
1. Sebagian orang tua menganggap ketika anaknya mengikuti berbagai kegiatan di kampus maka anak mereka akan mengabaikan tugas-tugas akademiknya.
2. Komunikasi jadi tersendat karena sedikitnya waktu di rumah.
3. ………..(silahkan isi sendiri, he,,,:p)
Jika kita sudah tahu apa masalah-masalahnya baru kita cari penyelesaiannya, dan ini adalah beberapa tips n trik untuk mengatasinya yang penulis dapat dari sharing, reading, browsing n pengalaman tentunya;
1. Komunikasikan aktivitas
Tak kenal maka tak sayang, begitu pula dengan komunikasi, tak komunikasi maka tak mengerti, terkadang sebenarnya keberatan orang tua itu karena ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya anaknya kerjakan diluar sana sehingga ketika kita bisa mengkomunikasikannya dengan baik apa yang kita kerjakan diluar sana dan mengapa kita melakukan semua itu, insya allah orang tua kita akan mengerti dan mungkin malah mendukung kegiatan-kegiatan kita.
Selain itu mengkomunikasikan dengan siapa saja teman-teman pergaulan kita diluar sana juga amat penting. Mungkin dengan memperlihatkan poto-poto kegiatan, menceritakan tentang prestasi kawan-kawan kita atau mungkin sesekali mengajak kawan-kawan kita silahturahim ke rumah agar orang tua lebih memahami kawan kita karena setiap orang tua pasti tidak ingin anaknya salah gaul.
2. Buktikan kita bisa
Nah, ni dia ni yang ga boleh dilupakan dan sangat diharapkan orang tua kita, sebuah pembuktian bahwa kita mampu dan kita bisa. banyak orang tua yang khawatir ketika kita aktif di berbagai kegiatan maka nilai kita akan anjlok, sehingga di sinilah saatnya denganberorganisasi justru nilai kita bisa semakin meningkat. dan buktikan bahwa aktivitas yang kita ikuti keluar membawa dampak bagi keluarga. Contohnya jika aktif di LDk maka tunjukkan kita memiliki nuansa spiritual (akidah, akhlak, pola pikir, dll) yang lebih baik daripada sebelumnya.
3. Memenuhi hak keluarga
Diri kita punya hak, teman kita punya hak, lingkungan kita punya hak, begitu pula keluarga kita. Hak untuk mendapatkan waktu dari kita. Unruk menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap kegiatan-kita maka luangkanlah waktu untuk bercengkrama dengan keluarga. mungkin muncul pertanyaan, bagaimana bisa bercengkrama jika jadwal terbang kita selalu full? Nah disinilah diperlukan manajemen waktu kita dengan membuat skala prioritas pada kegiatan-kegiatan kita berdasarkan urgensinya.
4. Jangan banyak mengeluh
Dan yang terakhir adalah kurangi mengeluh ke orang tua masalah yang berhubungan dengan kepanitian atau keorganisasian karena nantinya kegiatan kita bisa di cap jelek oleh orang tua kita. Yah klo ingin mengeluh banyak carilah rekan seperjuangan yang bisa dipercaya untuk dijadikan rekan berbagi cerita. Jadi hadapi aja setiap kegiatan kita dengan riang gembira, karena sejak awal organisasi kita adalah pilihan kita.
Ok, sekian dulu untuk tulisan kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca…
Pesan dari penulis adalah ketika kita berada dalam sebuah organisasi maka yang terpenting adalah keberadaan kita di sana bukanlah karena sebuah keterpaksaan tapi karena jiwa-jiwa kita yang terpanggil ke sana untuk segera menciptakan sebuah perbaikan.
Keep hamasah…
n_n
Jadi mahasiswa tentunya dilihat dari segi manapun sudah berbeda dengan seorang siswa kecuali satu hal yaitu mahasiswa dan siswa adalah sama-sama orang yang sedang belajar. Dalam proses belajar itu menjadi seorang mahasiswa dapat dikatakan sebagai titik awal seseorang mulai memasuki dunia kedewasaanya, karena ia harus mulai berfikir visioner, ia mulai memiliki kewajiban tidak hanya untuk kesenangan dirinya sendiri, dan ia juga harus bisa menganalisa lingkungan di sekitarnya.
Dunia keorganisasian adalah aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seorang mahasiswa, karena melalui organisasi inilah seorang mahasiswa mempelajari ilmu-ilmu yang mungkin tidak akan ia dapatkan ketika berada di ruang kelas kuliah. Dan lihatlah orangorang besar di negeri ini, jika kita telusuri background na maka sebagian besar kita akan menemukan sebuah kesamaan yaitu mereka adalah orang-orang yang dulunya berorganisasi semasa di dunia pendidikannya.
Terkadang bagi seorang mahasiswa yang aktif dalam keorganisasian, ia akan merasakan bahwa ia memiliki kewajiban yang begitu banyak melebihi waktu yang ia miliki. Itu memang tak bisa dipungkiri dan memang sudah lumrah terjadi seperti dalam wasiatnya seorang guru besar di mesir yang bernama hasan al banna pernah menyebutkan “Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak dari pada waktu yang terluang”
Dan factor padatnya jam terbang inilah yang dapat menghambat atau menghentikan keaktifan kita dalam berorganisasi karena biasanya memang ketika kita banyak mengikuti berbagai aktivitas keorganisasian yang super sibuk maka akan muncul banyak kendala dan pihak-pihak yang tidak setuju dengan aktivitas kita salah satunyav adalah orang tua.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? yaph, sebelum kita masuk ke pembahasan bagaimana mengatasinya ada baiknya kita coba analisa dulu anggapan apa saja yang terjadi ketika kita aktif di keorganisasian;
1. Sebagian orang tua menganggap ketika anaknya mengikuti berbagai kegiatan di kampus maka anak mereka akan mengabaikan tugas-tugas akademiknya.
2. Komunikasi jadi tersendat karena sedikitnya waktu di rumah.
3. ………..(silahkan isi sendiri, he,,,:p)
Jika kita sudah tahu apa masalah-masalahnya baru kita cari penyelesaiannya, dan ini adalah beberapa tips n trik untuk mengatasinya yang penulis dapat dari sharing, reading, browsing n pengalaman tentunya;
1. Komunikasikan aktivitas
Tak kenal maka tak sayang, begitu pula dengan komunikasi, tak komunikasi maka tak mengerti, terkadang sebenarnya keberatan orang tua itu karena ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya anaknya kerjakan diluar sana sehingga ketika kita bisa mengkomunikasikannya dengan baik apa yang kita kerjakan diluar sana dan mengapa kita melakukan semua itu, insya allah orang tua kita akan mengerti dan mungkin malah mendukung kegiatan-kegiatan kita.
Selain itu mengkomunikasikan dengan siapa saja teman-teman pergaulan kita diluar sana juga amat penting. Mungkin dengan memperlihatkan poto-poto kegiatan, menceritakan tentang prestasi kawan-kawan kita atau mungkin sesekali mengajak kawan-kawan kita silahturahim ke rumah agar orang tua lebih memahami kawan kita karena setiap orang tua pasti tidak ingin anaknya salah gaul.
2. Buktikan kita bisa
Nah, ni dia ni yang ga boleh dilupakan dan sangat diharapkan orang tua kita, sebuah pembuktian bahwa kita mampu dan kita bisa. banyak orang tua yang khawatir ketika kita aktif di berbagai kegiatan maka nilai kita akan anjlok, sehingga di sinilah saatnya denganberorganisasi justru nilai kita bisa semakin meningkat. dan buktikan bahwa aktivitas yang kita ikuti keluar membawa dampak bagi keluarga. Contohnya jika aktif di LDk maka tunjukkan kita memiliki nuansa spiritual (akidah, akhlak, pola pikir, dll) yang lebih baik daripada sebelumnya.
3. Memenuhi hak keluarga
Diri kita punya hak, teman kita punya hak, lingkungan kita punya hak, begitu pula keluarga kita. Hak untuk mendapatkan waktu dari kita. Unruk menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap kegiatan-kita maka luangkanlah waktu untuk bercengkrama dengan keluarga. mungkin muncul pertanyaan, bagaimana bisa bercengkrama jika jadwal terbang kita selalu full? Nah disinilah diperlukan manajemen waktu kita dengan membuat skala prioritas pada kegiatan-kegiatan kita berdasarkan urgensinya.
4. Jangan banyak mengeluh
Dan yang terakhir adalah kurangi mengeluh ke orang tua masalah yang berhubungan dengan kepanitian atau keorganisasian karena nantinya kegiatan kita bisa di cap jelek oleh orang tua kita. Yah klo ingin mengeluh banyak carilah rekan seperjuangan yang bisa dipercaya untuk dijadikan rekan berbagi cerita. Jadi hadapi aja setiap kegiatan kita dengan riang gembira, karena sejak awal organisasi kita adalah pilihan kita.
Ok, sekian dulu untuk tulisan kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca…
Pesan dari penulis adalah ketika kita berada dalam sebuah organisasi maka yang terpenting adalah keberadaan kita di sana bukanlah karena sebuah keterpaksaan tapi karena jiwa-jiwa kita yang terpanggil ke sana untuk segera menciptakan sebuah perbaikan.
Keep hamasah…
n_n
Posting Komentar